Minggu, 23 September 2012

Cara Budidaya Bawang Merah Secara Organik



Cara Budidaya Bawang Merah Secara Organik
Dengan terjadinya krisis pupuk yang harganya menjadi mahal bahkan ada yang naik 3 kali llipat sehingga petani tidak mampu membelinya. Biaya untuk bertanam menjadi semakin tinggi sedangkan hasilnya yang diperoleh semakin lama semakin berkurang. Sehingga kerugian sering menerpa para petani kita. Maka harus di cari jalan keluar agar biaya tanam yang murah tapi hasil yang diperoleh semakin bagus, banyak dan berkualitas baik. Sebenarnaya teknik budidaya dengan sistem organik sudah lama diterapkan, tetapi terkikis dengan adanya pupuk pestisida. nah dengan harga pupuk yang semakin mahal dan semakin langka adanya, maka pilihannya dengan kembali denagan memnggunakan pupuk organik. selain hasil yang bagus tetntusaja biaya yang dikeluarkan semakin sedikit. yang paling penting adalah ramah lingkungan.

Menanam Bawang Merah Secara Organik
  1. Tanah dicangkul agak dalam dan rumputnya diambil (kebruk kalet: bahasa petani Batu), selanjutnya digulut dengan lebar 80 cm.
  2. Guludan ditaburi pupuk kandang
  3. Pupuk kandang ditutup dengan tanah dan permukaan guludan dibuat rata. Pada musim penghujan permukaan guludan dibuat agak lebih tinggi agar tidak terendam air hujan. Tinggi guludan pada musim kemarau 30 cm dan musim hujan 40 cm.
  4. Bibit yang sudah siap kemudian ditanam pada guludan (diponjo) dengan jarak 20 cm, kemudian ditutup menggunakan daun pahit-pahitan (daun yang rasanya pahit).
  5. Tahap selanjutnya adalah penyiangan, menggemburkan tanah dan menguruk tanaman tipis-tipis sesuai dengan pertumbuhan tanaman.
  6. Pemberantasan hama dan penyakit menggunakan rendaman daun pahitan dan bawang putih.
  7. Setelah cukup umur tanaman dicabut, diikat dan selanjutnya disiger.
 Hasil yang Diperoleh
  1. Penanaman pada waktu musim kemarau (dengan disiram), dengan bibit sebanyak 15 kg menghasilkan panen sebanyak 60 kg.
  2. Penanaman pada musim hujan, dengan bibit sebanyak 50 kg menghasilkan panen sebanyak 200 kg.
Kendala dan Manfaat
Selama proses penanaman berlangsung selalu dibayangi keraguan karena seolah-olah menentang arus, meskipun dengan sistem pertanian organik berarti mengikuti hukum alam.
Paguyuban belum mampu memasarkan hasil panen sehingga terpaksa saya menjualnya seharga produk konvensional.
Kesimpulan
Bertani dengan sistem organik harus titen dan telaten sehingga pasti panen. Dengan sistem pertanian organik biaya yang dikeluarkan rendah, pengerjaan tanah mudah karena gembur. Sudah waktunya petani beralih sistem, meninggalkan sistem konvensional yang merugi dan merusak lingkungan, dengan sistem pertanian organik yang lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar