Kamis, 27 September 2012

Cara Budidaya Ikan Jaelawat



Cara Budidaya Ikan Jaelawat

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) mertupakan ikan asli Indonesia yang terdapat dibeberapa sungai di daerah Sumatra dan Kalimantan. Meskipun pemeliharaan ikan jelawat sudah lama dilakukan namun kurang nya ketenaran jenis ikan ini dan pasokan benih sepenuhnya masih mengandalkan hasil penangkapan dari perairan umum yang dilakukan pada musim hujan. Melihat aspek kebutuhan benih yang masih mengandalkan alam maka penguasaan teknologi pembenihan jenis ikan ini merupakan upaya yang pelu diaktifkan.
Ikan jelawat tidak setenar ikan lele, ikan mas dan nila. Ini wajar, karena ikan ini tidak ditemukan di setiap daerah, atau hanya di daerah asalnya, yaitu Sumatra, terutama Jambi dan daerah sekitarnya, serta Kalimantan. Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan. Karena ikan yang bernama latin Leptobarbus hoevenii ini juga tetap dicari orang, terutama orang-orang yang pernah merasakan dagingnya.
Namun, ikan jelawat sangat populer di Malaysia sebagai ikan hias. Sementara ikan yang sudah besar digunakan sebagai ikan konsumsi. Ikan ini bersifat omnivore yang cenderung herbivore. Untuk budidaya ikan jelawat, pakannya dapat berupa pelet dan sedikit sayuran seperti selada air atau bayam.
Sekilas tentang budidaya ikan jelawat:
Penyuntikan pada induk betina dilakukan dua kali, yaitu 0,3 ml/kg dan 0,6 ml/kg dengan interval waktu sekitar 7 jam. Telur yang dihasilkan cukup banyak, dapat mencapai 100.000 butir untuk setiap induk seberat 1,5 kg. Aduk merata telur dan sperma dengan menggunakan bulu ayam atau kuas halus. Agar semua telur dapat terbuahi dengan sperma, sebaiknya perbandingan jantan dan betina 3 : 2. Selanjutnya, cuci telur tersebut dengan air bersih. Telur yang sudah bersih siap untuk ditetaskan.
Penetasan telur dilakukan dalam wadah penetasan berbentuk yang corong dibuat dari kain atau bahan halus. Wadah ini diletakkan dalam bak penetasan. Air akan dialirkan dari tetas corong selama telur ditetaskan. Telur yang mengumpul sulit atau tidak akan menetas. Penggantian air dapat dilakukan dengan cara penyifonan secara hati-hati. jumlah air yang diganti cukup setengahnya saja. Pembesaran jelawat dapat dilakukan dalam kolam setelah berumur 30 hari.

Metode dan Cara Pembenihan Ikan Jelawat :
Pematangan Gonad
  • Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
  • Selama pemeliharaan, induk ikan dibi pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
  • Pakan diberikan sebanyak 3 % dari berat badan dengan frekwensi 2-3 per hari
  • Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya
  • Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
  • Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi
Pemijahan
Pemijahan jelawat dapat dilakukan scara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
  • Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
  • Penyuntikan hormon HCG dan kelenjar hipofisa terhadap induk betina dilakukan 2 kali
  • Penyuntikan I (PI) : 1 dosis kelenjar hipofisa ditambah 200 IU HCG per induk betina
  • Penyuntikan II (PII) : 2 dosis kelenjar hipofisa ditambah 300 IU per induk betina
  • Selang waktu antara PI dan PII, 5-6 jam
  • Ovulasi terjadi antara 10-1 jam dari PI
  • Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara diurut
  • Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik
  • Jika telur telah mengembang siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
Penetasan
  • Padat tebar 400-500 butir telur per liter
  • Selama penetasan air harus dijaga kialitasnya (O2 4-8 ppm; pH 7,0-8,0; T:25-28 derajat C)
  • Pada suhu air 25-28 derajat C telur akan menetas 18-4 jam setekah pembuahan
Pemeliharaan Larva
  • Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
  • Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
  • Hari ke 3 larva diberikan pakan Naupil Artemia (yang baru menetas) secukupnya
  • Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
  • Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam
Pendederan
  • Persiapan kolam meliputi pengeringan 2-3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kamalir) dan pemupukan dengan pupuk kandung sebanyak 500-700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80-100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar
  • Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100-150 ekor/m2
  • Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10-20 % per hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
  • Lama pemeliharaan 2-3 minggu
  • Benih yang dihasilkan ukuran 2-3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar