Selasa, 24 Juli 2012

Advertise

Maaf, untuk sementara halaman ini masih dalam pengkajian, karena sampai saat ini SragenOnline (dot) Com masih dalam proses pengerjaan, jadi belum bisa menerima kerjasama dengan anda.

Terima kasih


Admin

Tentang Kami

SragenOnline (dot) com adalah sebuah portal lokal yang digagas dan dibangun oleh muda mudi sragen yang mempunyai mimpi untuk kota keccil kami tercinta. Bukan hanya berisi tentang bagaimana memajukan daerah kami, namun mencoba memberi inspirasi bagi semua orang, karena kami disini berkumpul, belajar hanya untuk berbagi, kami selalu berharap kunjungan anda lain waktu dan menjadikan SragenOnline (dot) com sebagai tempat singgah anda untuk sekedar bercengkrama dengan kami atau ikut berbagi dengan kami.

Komentar anda tentang kritik, masukan yang pastinya akan membimbing kami, akan selalu kami nantikan, karena kami memang bukan dari kalangan profesional, jadi kami berharap bagi para pengunjung untuk selalu mengingatkan kami.

Cukup sekian dari kami, untuk kirtik dan saran silahkan tulis dikomentar atau kirim ke e-mail kami di sragenon@gmail.com.

Salam Sukses


Admin

Profil Sragen

 SEJARAH SRAGEN
KRMT. Panji
Mangun Nagoro
1946 - 1950
R. Suprapto
Wijosaputro
1950 - 1959
M. Mustajab
1959 - 1967
Suwarno
Djojomardowo, SH
1967 - 1973
Srinardi
1973 - 1974
                                                                   
       
       
       
       
       
Sayid Abbas
          1975 - 1980
       
H. Suryanto, PA
          1980 - 1990
       
HR. Bawono
          1990 - 2000
       
H. Untung Wiyono
2001 - 2011
 Agus Fathurahman
  2011 - Sekarang

      Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

Kronologi dan Prosesi

          Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen ( 1746 - 1757 ).
          Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.
          Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan.
          Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko.
          Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa Lain.
          Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.
          Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya setrategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.
          Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.
          Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang. Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.
          Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.

( Sumber : Sejarah dan Hari Jadi Pemerintahan di Kota Sragen, 1987 )

Produk Peternakan

Produk Peternakan

JENIS DAN MACAM TERNAK SAPI DI INDONESIA

Sapi Bali
sapi bali 2 Sapi bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik, hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kekhasan Fisik Sapi Bali
Bali berukuran sedang, dadanya dalam, tidak berpunuk dan kaki-kakinya ramping. Kulitnya berwarna merah bata. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri.
sapi bali Sapi bali
Sapi Bali dalam Kehidupan Petani Bali
Sapi Bali merupakan hewan ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat petani di Bali.
  • Sapi Bali sebagai tenaga kerja pertanian
Sapi Bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat petani Bali sejak zaman dahulu. Petani memeliharanya untuk membajak sawah dan tegalan, untuk menghasilkan pupuk kandang yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.
  • Sapi Bali sebagai sumber pendapatan
Sapi Bali mempunyai sifat subur, cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dapat hidup di lahan kritis, dan mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan. Keunggulan lain yang sudah dikenal masyarakat adalah persentase karkas yang tinggi, juga mempunyai harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat membuat sapi Bali menjadi sumber pendapatan yang diandalkan oleh petani.
  • Sapi Bali sebagai sarana upacara keagamaan
Dalam agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara butha yadnya sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna pembersihan. Demikian juga umat Muslim juga membutuhkan sapi untuk hewan Qurban pada hari raya Idhul Adha.
  • Sapi bali sebagai hiburan dan obyek pariwisata
Sapi Bali juga dapat dipakai dalam sebuah atraksi yang unik dan menarik. Atraksi tersebut bahkan mampu menarik minat wisatawan manca negara untuk menonton. Atraksi tersebut adalah megembeng ( di kabupaten Jembrana) dan gerumbungan (di kabupaten Buleleng).

Sapi Ongole
ongole 14 Sapi ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah

Sapi Peranakan Ongole (P.O)
po 4 300x199 Sapi P.O peranakan ongole
Sapi putih atau PO (Peranakan Ongole) merupakan salah satu jenis sapi yang paling banyak dicari di pasaran.
Harganya yang relatif murah, mudah perawatannya sekaligus mudah untuk dijual kembali.
Bobot hidup bervariasi mulai 200 kg hingga mencapai sekitar 450 kg.
po 3 Sapi P.O peranakan ongole
Sapi PO adalah bangsa sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina lo-kal di Jawa yang berwarna putih (Anonimus, 2003b). Saat ini sapi PO yang murni mu lai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi Brahman, sehingga sapi POdiartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik
Sapi PO pada hari normal berharga Rp.6.000.000 meningkat mencapai harga Rp.8.000.000-Rp.9.500.000. dengan bobot rata-rata 250-350 Kg.

Sapi Madura
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba
sapi madura sapi madura
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
  • Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
  • Paha belakang berwarna putih.
  • Kaki depan berwarna merah muda.
  • Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
  • Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan seperti :
  • Mudah dipelihara.
  • Mudah berbiak dimana saja.
  • Tahan terhadap berbagai penyakit.
  • Tahan terhadap pakan kualitas rendah.
Dengan kelebihan-kelebihan  tersebut , Sapi Madura banyak diminati oleh  para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain.  Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain, apabila tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi Sapi Madura di pulau Madura akan terkuras serta mengancam kemurnian ras-nya.
Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, memang mempunyai tempat yang khusus. Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah mata. Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan bantuan Sapi. Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga dapat teratasi dengan tenaga sapi yang di padukan dengan pedati, yang di sebut dengan “Sapi Pajikaran”.
karapan sapi madura 300x180 sapi madura
Bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini.  Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai  “Sapi Kerapan”, sebagai bagian dari budaya tradisi pertanian ,yang  nantinya menjadi salah satu aset pariwisata yang penting di tanah Madura

Sapi Brahman
brahman1 Sapi brahman
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
brahman 300x225 Sapi brahman
Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
Sapi ini juga berkembang biak di Australia. Bahkan, para pembibit sapi di Australia melakukan persilangan sapi Brahman dengan bangsa sapi lainnya seperti Simmental, Herefod dan Limousin, hasilnya dikenal dengan nama sapi Brahman Cross, yang sejak tahun 1985 sudah masuk ke Indonesia melalui program bantuan Asian Development Bank (ADB). Sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.
brahman cross merah dan kehitaman Sapi brahman
Sapi Brahman Cross pada awalnya merupakan bangsa sapi Brahman Amerika yang diimpor Australia pada tahun 1933. Mulai dikembangkan di stasiun CSIRO’s Tropical Cattle Research Centre Rockhampton Australia, dengan materi dasar sapi Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan proporsi darah berturut-turut 50%, 25% dan 25% (Turner, 1977), sehingga secara fisik bentuk fenotip dan keistimewaan sapi Brahman cross cenderung lebih mirip sapi Brahman Amerika karena proporsi darahnya lebih dominan.
Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentase beranak 40,91%, Calf crops 42,54%, mortalitas pedet 5,93, mortalitas induk 2,92%, bobot sapih (8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina, pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari (Hardjosubroto, 1984)
brahman cross 2 Sapi brahman
Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Importasi Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi 2010.
1 Jarak beranak 531,1 hari
2 Berat Lahir 26,26 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg

Sapi Limosin
Sapi Limousin adalah bangsa Bos turus (Talib dan Siregar, 1999), dikembang-kan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari Simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda
limousin 1 300x202 Sapi Limousin
Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar, panjang, padat dan kompak.
Keunggulan dari jenis sapi ini pertumbuhan baannya yang sangat cepat
limousin 3 300x188 Sapi Limousin
Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di Indnesia sapi limousin disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain, seperti misalnya dengan sapi peranakan ongole, sapi brahman atau sapi hereford

Sapi Simmental
simental 4 300x200 Sapi Simmental
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg
Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara di tempat yang iklimnya sedang
Persentase karkas sapi jenis ini tinggi, mengandung sedikit lemak.Dapat difungsikan sebagai sapi perah dan potong.
Sapi Simmental
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

Cara Pembuatan Pakan Ternak Ayam Buras



Ayam buras atau ayam kampung, merupakan salah satu sumber daya pertanian yang telah lama kita miliki. Hampir disetiap desa diseluruh Indonesia, penduduknya telah mengenal ayam buras. Mulai dari Petani yang kaya hingga petani kecil dengan cara pemeliharaan yang berbeda-beda.

Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen Maya produksi perlu dipatok untuk pengadaan pakan ini. Biaya pakan ini bisa kita tekan dengan cara menggunakan bahan pakan yang berharga lebih mewah namun mempunyai nilai gizi sama/lebih dengan pakan ternak yang telah ada sebelumnya.

Salah satu upaya kearah ini adalah dengan menyusun sendiri ransum pakan ternak dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita. Dalam rangka dapat mempertahankan produksi serta mendatangkan keuntungan bagi ternak .

BAHAN MAKAN UNTUK PAKAN

BUDIDAYA SAPI POTONG




I. Pendahuluan.
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
  • Berumur di atas 2,5 tahun.
  • Jenis kelamin jantan.
  • Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
  • Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
  • Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
  • Kotoran normal




III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. 

Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK. Produk ini, khususnya produk VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
  • Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
  • Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
  • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
  • Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
Sementara pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi, meningkatkan ketahanan tubuh ternak, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.
Sedangkan HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ternak. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak secara keseluruhan.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat. Caranya sebagai berikut :
  1. Campurkan 1 botol VITERNA Plus (500 cc) dan 1 botol POC NASA (500 cc) ke dalam sebuah wadah khusus. Tambahkan ke dalam larutan campuran tersebut dengan 20 cc HORMONIK. Aduk atau kocok hingga tercampur secara merata.
  2. Selanjutnya berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc per ekor. Interval 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
  1. Pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
  2. Faktor Genetik. Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
  3. Jenis Kelamin. Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
  4. Manajemen. Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

Produk Pertanian

Produk Pertanian

Rebung Asparagus Jenis Sayuran Yang Makin Bergengsi

Asparagus kini menjadi salah satu jenis tanaman sayuran yang sedang naik daun. Bagian yang dikonsumsi adalah batang muda (rebung) atau tunasnya. Sejauh ini ada dua jenis asparagus yang biasa dikonsumsi, yaitu asparagus hijau dan putih. Umumnya masyarakat Indonesia lebih senang menanam asparagus hijau, karena sesuai dengan kondisi tanah dan cuaca.

Asparagus termasuk sayuran berkelas, karena selalu tersedia di restoran mewah dan hotel berbintang. Prospek pengembangannya sangat cerah, karena permintaan pasar terutama ekspor cukup tinggi. Asparagus dikenal sebagai sayuran rebung untuk bahan salad, sup, cah, atau menu campuran tertentu. Menu ini relatif mewah untuk masyarakat Indonesia. Wajar jika harganya mahal.

Tanaman ini memiliki banyak cabang, daunnya halus, tinggi 1-1,6 meter, dengan akar berbonggol. Makin besar bonggolnya, makin banyak produksi rebungnya. Asparagus memiliki umur panjang, bahkan reklamasi dapat dilaku kan lima tahun sekali. Selama reklamasi, produksi rebung akan jalan terus.

Menanam

Sebelum melakukan penanaman, lahan harus diolah (dibajak) cukup dalam danmerata. Setelah itu membuat parit dengan kedalaman 15-20 cm. Jarak antartanaman 40-50 cm, sedangkan jarak antarbaris 1,25-1,50. Pupuk yang digunakan pada tahap awal penanaman adalah pupuk kandang (kompos). Penenaman bibit sebaiknya dilakukan pagi (09.00) atau sore (16.00) hari. Pilihlahbibit terbaik, yang sudah diseleksi dan berumur 5-6 bulan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan asparagus relatif mudah. Ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan, antara lain pembumbunan, pemangkasan, pengairan, pemupukan ulang, dan pencegahan hama/penyakit. Pembumbunan dilakukan ketika mulai tumbuh tunas. Perlu diketahui, asparagus tidak menghendaki adanya genangan. Karena itu, di musim hujan perlu dilakukan pendalaman parit.

Sedangkan pemangkasan dilakukan jika induk tanaman sudah memiliki belasan batang atau lebih. Usahakan jumlahnya hanya 8-10 batang saja, selebihnya dipangkas. Tetapi menjelang panen, batang yang disisakan makin sedikit, sekitar 3-5 batang. Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang/batang yang terserang hama dan penyakit.

Pengairan dilakukan dengan menggenangi park setinggi separo ketinggian pant. Tunggu hingga air mere-sap sampai atas, kemudian sisanya dibuang. Pada musimkemarau, hal ini bisa dikerjakan seminggu sekali. Yang tak kalah penting adalah pemupukan ulang. Kalau dalam awal penanaman tak dianjurkan penggunaan pupuk kimia, maka pupuk ini bisa diaplikasikan pada pemupukan ulang.

Pada pemupukan ulang I, gunakan 30 kg urea, 30 kg TSP, dan 20 kg KC1 untuk setiap 1.000 m2 areal tanaman. Pemupukan ulang IImenggunakan 30 kg urea dan 20 kg KC1. Sedangkan pemupukan ulang 111 menggunalcan rumus seperti pemupukan ulang I. Pupuk kandang kembali digunakan untuk pemupukan ulang III,dengan dosis 2.000-3.000 kg per 1.000 m2 areal tanaman.

Pemanenan

Asparagus dapat dipanen bagian rebungnya pada umur empat bulan setelah transplanting. Rebung ini dipanen setelah muncul di atas tanah dalam keadaan pucuk yang masih menguncup. Ada beberapa teknik memanen, misalnya mencabut dan memangkas batang muda. Ada lagi melalui pemotongan batang muda. Cara yang disebut terakhir diyakini lebih baik, karena tidak merusak sistem perakaran tanaman induk.

Panen kedua dilakukan pada umur lima bulan, dengan interval panen dua hari sekali. Panen berikutnya dilakukan pada bulan keenam dan bisa dilakukan saban hari, dan seterusnya. Selain di pekarangan terbuka, asparagus juga bisa dikembangkan dalam green house. Bahkan pertumbuhan relatif lebih baik daripada ditanam di lahan terbuka. yang pasti, kesehatan tanaman lebih teijamin.

Metode ini sudah diterapkan para petani di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Penggunaan green house dapat meningkatkan produksi rebung dalam setiap rumpun asparagus. Dalam kebun terbuka, setiap rumpun hanya menghasilkan 1-3 tunas rebung, dengan panjang 12-15 cm. Sedangkan dalam green house, produksi rebung meningkat menjadi 3-4 tunas per rumpun. Panjangnya pun meningkat menjadi 15-20 cm (Suara Merdeka, Sayuran Berkelas Bernama Asparagus, Jumat 24 Juli 2009)



Sanseviera


Sanseviera didatangkan ke indonesia sudah lama. Bagi pecinta tanaman hias, tumbuhan berdaun unik ini tergolong sebagai tanaman hias klasik. Bisnis sanseviera mengalami pasang surut dalam perjalanannya hingga kini. Pasang surut bisnis tanaman hias ini tergantung pada selera pasar. Selera pasar yang berubah-ubah ini memaksa para pemulia melakukan inovasi. Pemulia tanaman terus-menerus memperkenalkan varietas baru ke pasar. Tidak heran pada saat ini bertebaran variasi bentuk dan warna daunnya.
Morfologi tumbuhan berdaun unik ini mudah dikenali dari daunnya yang menjulur panjang seperti lidah. Para pecinta tanaman hias sering menyebut sebagai lidah mertua. Mungkin mereka terinspirasi pada mertua mereka yang sering mengomel. Daun lidah mertua yang klasik berwarna hijau. Tetapi sekarang ini para pemulia memperkenalkan berbagai macam warna daun. Warna daun yang diperkenalkan pemulia antara lain warna kuning di bagian tepi daun dan warna putih sebagian. Bentuk daun yang diperkenalkan para pemulia antara lain bentuk tombak, bentuk roset dan kipas.
Pecinta tanaman hias mengenal lidah mertua tidak hanya dari variasi bentuk dan warna daunnya saja. Dari publikasi jurnal penelitian, sanseviera diketahui oleh para peneliti sebagai pembersih udara. Daunnya mampu menyerap asap rokok dan gas polutan. Publikasi ini membuat gembira para pecinta tanaman hias ini. Mereka merasakan manfaat berganda pelihara lidah mertua. Publik yang awampun mengetahui manfaat tanaman ini.
Para pemilik hotel, kantor-kantor, dinas pertamanan pemerintah melirik tanaman berdaun unik dan indah ini sebagai pengisi ruangan dan pengisi elemen taman. Mereka menempatkan lidah mertua di sudut-sudut ruangan. Mereka memajang lidah mertua untuk dinikmati keindahannya sekaligus berfungsi sebagai pereduksi gas polutan. Dinas pertamanan pemerintah memanfaatkan tanaman pembersih udara ini sebagai pengisi elemen taman di sepanjang jalur hijau. Mereka mengharapkan gas buangan dari kendaraan bermotor terserap oleh lidah mertua.
Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bibit sanseviera di nurseri-nurseri. Sentra-sentra tanaman hias menyediakan bibit sanseviera dalam jumlah besar. Mereka menjual bibit sanseviera dengan murah. Nurseri-nurseri menjualnya dengan kisaran harga Rp 5.000,00 sampai Rp 10.000,00 per pot.

Sumber : tanaman.org

Khasiat Ginseng untuk Kesehatan

Ginseng sering disebut sebagai “ramuan ajaib” karena memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang begitu banyak. Akar dari tanaman ini dipercaya bisa mengatasi sejumlah masalah kesehatan. Beberapa orang mengatakan, ginseng berkhasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi dan menaikkan tekanan darah yang rendah.

Keberadaan ginseng sebenarnya sudah ada sejak lama dan telah dimanfaatkan dalam pembuatan teh herbal di Cina. Di Indonesia sendiri, ginseng digunakan dalam pengobatan tradisional. Ginseng memiliki banyak kandungan bioaktif seperti, saponins, phytosterols, peptides, polysaccharides, asam lemak, polyacetylenes, vitamin, dan mineral.



Berikut ini adalah beberapa manfaat kesehatan yang dapat Anda peroleh dari tanaman yang sering digunakan sebagai ramuan tradisonal ini :

1. Mengurangi stres mental : Ginseng mampu meningkatkan kewaspadaan mental, disamping juga merubah mood dan menghilangkan rasa lelah. Manfaat lainnya adalah sebagai ramuan antidepresan dan anti-kecemasan. Ketika seseorang mengalami stres yang berlebihan, hormon adrenal (kortisol, adrenalin, dan noradrenalin) akan mengalir keluar dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dalam situasi ini, ginseng dapat membantu Anda dalam menyeimbangkan tingkat adrenalin.

2. Merangsang sistem kekebalan dan saraf : Ginseng mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Sejumlah pakar obat herbal mengatakan ginseng dapat meningkatkan kualitas hidup. Sifat adaptogenik pada ginseng membantu merangsang orang tetap muda. Sedangkan pada orang tua, dapat memulihkan sel-sel yang rusak dalam tubuh. Ginseng juga dapat membantu Anda melawan flu dan penyakit infeksi lainnya.

3. Mengobati diabetes: Tingkat gula darah dapat turun secara drastis dengan mengkonsumsi ginseng. Namun, jika Anda sudah menggunakan obat antidiabetes, perlu mempertimbangkan kembali untuk menggunakan ginseng secara bersamaan. Pasalnya, mencampur ginseng dengan obat diabetes bisa membuat kadar gula darah terlalu rendah. Oleh karena itu, sangat diperlukan rekomendasi dari dokter.

4. Mencegah perkembangan kanker : Pertumbuhan jenis tertentu dari sel-sel kanker dapat dihambat oleh Ginseng. Chinese Medicine Journal melaporkan, ginsenosides memiliki efek anti-tumor serta dapat menginduksi kerusakan sel pada kanker prostat, sel kanker ovarium, sel paru-paru adenokarsinoma, dan sel-sel neuroblastoma. Selain itu, ginseng juga berfungsi dalam menghambat perkembangan siklus sel, sehingga dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker.

5. Menurunkan kadar kolesterol : Dalam beberapa penelitian, Ginseng ditemukan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat). Para ilmuwan percaya bahwa ginsenocides yang terdapat dalam ginseng bertanggung jawab terhadap penurunan kadar kolesterol dalam tubuh.

6. Mengurangi Kelelahan : Peran adaptogenik dari berbagai strain Ginseng diyakini dapat memberikan perubahan fisiologis pada tubuh untuk beradaptasi dengan rasa lelah akibat terlalu banyak pekerjaan.

7. Meningkatkan daya tahan atlet : Kualitas ginseng dalam meningkatkan stamina telah membuatnya menjadi tonik stimulan populer di kalangan atlet. Selama berlatih, seorang atlet perlu secara konsisiten menjaga stamina agar tetap tinggi, dan ginseng dapat membantu untuk mewujudkannya.

Penggunaan ginseng tidak disarankan terutama pada ibu hamil dan menyusui, untuk mencegah terjadinya kontraindikasi. Selain itu, ginseng juga dapat mempengaruhi reaksi dari beberapa obat, seperti, pengencer darah seperti warfarin, heparin, aspirin, dan diuretik.

Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi ginseng jika Anda sedang minum obat untuk hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya.

sumber:kompas

BUDIDAYA CENGKEH

Cengkeh (Syzygium aromaticum L Merr & Perry), termasuk dalam famili Myrtaceae dan merupakan salah satu tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku, Kemasyhuran cengkeh dan berbagai jenis rempah Indonesia lainnya sudah dikenal dunia sejak berabad-abad yang silam. Saat ini permintaan akan produk cengkeh terus meningkat sebaliknya produksi dan mutu cengkeh yang dihasilkan justru cenderung terus menurun. Sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu cengkeh tersebut, secara bersambung akan disajikan pedoman teknis budidaya cengkeh. Episode kedua ini menyajikan ”Persiapan Bahan Tanaman Cengkeh.


II. PERSIAPAN BAHAN TANAMAN
Untuk menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman perlu dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk, benih, persemaian sampai pembibitan.

1. Tipe dan Persyaratan Pohon Induk
a. Tipe pohon induk
Tipe cengkeh yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain Zanzibar, Sikotok dan Siputih. Namun, yang banyak disukai oleh masyarakat adalah jenis Zanzibar karena produktivitasnya lebih tinggi. Ciri-ciri ketiga tipe cengkeh tersebut sebagai berikut :

Zanzibar :
            
             Gambar  1.    Pohon induk tipe Zanzibar.

·         Produksi tinggi.
·         Bunga berwarna agak merah dengan jumlah pertandan  >15 bunga.
·         Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat.
·         Tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut sehingga daun-daun banyak yang terletak dekat permukaan tanah.

Sikotok :

           Gambar  2.    Pohon induk tipe Sikotok
  
·         Produksi cukup tinggi.
·         Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan >15 bunga.
·         Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna merah.
·         Daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat.
·         Tajuk Perawakan rimbun, percabangan membentuk sudut dan berdaun lebat.
·         Kebanyakan berbentuk piramid setelah dewasa.


Siputih :

                Gambar 3.    Pohon induk tipe Siputih.
 
·         Bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah pertandan <15 bunga.
·         Daun pucuk atau daun  muda berwarna kuning sampai hijau muda,  tangkai  dan tulang  daun muda berwarna kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau.
·         Helaian daun besar dan tidak mengkilat.
·         Tajuk tidak rindang.

b. Persyaratan Pohon Induk

Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
          Sehat.
          Berumur > 15 tahun.
          Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%).
          Hasil rata-rata terus naik.
          Jauh dari tipe cengkeh lainnya.
          Tidak terlindungi.
          Percabangan cukup banyak.
          Batang utama tunggal.
          Bebas hama penyakit

 2. Persiapan Benih
Benih yang digunakan memiliki kriteria :
·         Benih masak fisologis (warna kuning muda sampai ungu kehitaman) atau telah berumur 9 bulan.
·         Berat 0.85 – 1.1 g.
·         Tidak cacat.
·         Tidak berlendir.
·         Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai.
·         Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfeksi   penyakit cacar daun cengkeh).

Sebelum disemai kulit buah dikupas untuk menghindari terjadinya fermentasi yang dapat merusak viabilitas (daya kecambah) benih. Pengupasan kulit buah dilakukan dengan  hati-hati agar kulit  benih tidak terluka.
                                                                                   
Pengupasan dilakukan  dengan tangan atau pisau yang tidak terlalu tajam. Setelah pengupasan, benih direndam dalam ember berisi air selama ± 24 jam, dan dilanjutkan dengan pencucian. Selama pencucian benih diaduk dan digosok dalam air, dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk menghilangkan lendir yang menempel pada kulit benih.

3. Persemaian

·         Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit. Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih selama 2 bulan. 
·         Disiapkan bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara – selatan. Jarak antar bedengan 30 – 50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta pemeliharaan.
·         Biji-biji ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung teratas benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan mulai berkecambah.
·         Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar 75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur.
·         Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai benih dan pemindahan bibit cengkeh adalah :
·         Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter ±  0.8-1.0 cm, dengan jarak semai 5 x 5 cm.
·         Benih disemai dengan posisi bagian yang agak meruncing  berada di atas kemudian ditutup tanah dengan ketebalan 1 cm. Posisi benih yang terbalik akan menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan akar menjadi bengkok.
·         Untuk menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian disiram 2 kali sehari (tergantung kondisi cuaca). Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak merubah posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman pesemaian ditutup dengan karung goni.
·         Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh, sebaiknya dibuang.

4. Penanaman Bibit

Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat dilakukan setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah  berdaun 4 - 7 helai.
Bibit yang dipilih mempunyai daun berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap.
                       
Pada permukaan daun tidak terdapat bercak daun serangan Cylindrocladium dan Gloesporium. Selain itu juga tidak ada gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllostica sp. Pada waktu pemindahan bibit diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan sampai rontok.  Penanaman bibit di pembibitan  dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a.     Langsung di bedengan
·         Cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian namun  diberi pupuk kandang sebanyak ± 20 kg/m2.  
·         Bedengan diberi atap yang dapat menahan 50 % cahaya matahari yang masuk, dengan tinggi naungan          sebelah timur 2 m dan di barat  1.5 m. 
·         Jarak tanam 20 x 20 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun pada umur 1 tahun), dan 40 x 40 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun setelah berumur 2 tahun).
·         Bibit dipindahkan ke kebun dengan cara diputar.
·         Sebelum pemutaran, tanah pada bedengan disiram secukupnya.

b.   Menggunakan polybag
·         Disiapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, ukuran polybag 15 x 20 cm (bibit sampai umur 1 tahun) atau 20 x 25 cm (bibit sampai umur 2 tahun), selanjutnya ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak 30 x 30 cm atau 30 x 40 cm.

·         Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau naungan buatan seperti pada persemaian.
·         Setelah bibit berumur 1-2 tahun dapat dipindah ke kebun.

5.  Pemeliharaan bibit

Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara lain :
·         Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar tidak  terlalu basah.
·         Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran.
·         Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar pesemaian tetap baik (air tidak sampai menggenang).
·         Kerapatan naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap menurut kebutuhan dan perkembangan umur bibit (50% pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10 bulan), untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak daun kuning kecoklatan, bercak daun merah coklat) dan memperkokoh pertumbuhan bibit. 
·         Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih.
·         Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3–4 bulan menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1 g/bibit dan  pemupukan berikutnya 4 bulan sekali dengan dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah dengan menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air setiap 2 minggu sekali.
·         Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada serangan.

6. Seleksi bibit
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi.  Beberapa kriteria yang digunakan untuk  seleksi bibit cengkeh adalah : 
·         Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun).
·         Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara).
·         Mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan  panjang ± 45 cm serta akar cabang 30-35 buah.
·         Mempunyai batang tunggal.
·         Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua

Manfaat & Khasiat Buah Mangga

Mangga selain enak dimakan juga memiliki berjuta manfaat baik itu dalam bentuk buah maupun jus, bahkan yang usianya masih muda juga memiliki khasiat yang bagi. Manfaat yang paling populer dalam persepsi masyarakat tentunya adalah untuk ibu hamil. Tapi apakah itu benar? ataukah ada manfaat lainnya yang bisa kita dapatkan dengan memakan salah satu buah yang sangat populer di negara Indonesia kita ini. Mari kita bahas!!


Manfaat yang dirasakan orang dalam memakan mangga, mungkin seperti sensasi orang memakan buah sirsak ataupun buah semangka. Sudah rasanya enak kalau mentah-mentah dimakan, namun juga memiliki khasiat yang dapat dirasakan oleh tubuh seorang manusia baik dimakan langsung ataupun harus diolah dulu.
Dan banyak sekali sekarang kita lihat resep dari obat tradisional yang menggunakan mangga untuk ibu hamil dan sebagainya. Selain itu sekarang kita juga melihat banyak orang memilih mengubah mangga menjadi minuman jus. Pasti rasanya enak banget jika panas-panas minus es jus selain es kelapa muda, selain nikmat dan rasanya menyegarkan rongga mulut. Ditambah mendapatkan manfaat dan khasiat yang luar biasa dari buah ini. Tentunya ini adalah salah satu karunia Tuhan yang diberikan kepada umat manusia.
Baiklah sudah saatnya kita uraikan apa saja manfaat yang bisa didapatkan anak manusia hanya dengan meminum jus mangga ataupun langsung dengan memakan buah nya. Mari kita lihat :

Manfaat dan Khasiat Buah Mangga

1. Manfaat buah mangga untuk terapi Misalnya untuk Pembersih darah, Menurunkan panas badan, dan Menghilangkan bau badan. Mangga dianggap mampu membersihkan aliran darah dan mengurangi kelebihan panas badan. Selain itu mangga juga baik untuk menghilangkan bau badan.
Pengobatan dengan Buah Mangga
2. Mangga mengandung Kalium menurunkan resiko stroke Kalium mempunyai fungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kotraksi otot, dan membantu tekanan darah. Konsumsi kalium yang memadai dapat mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah, dan secara bebas memberikan kontribusi terhadap penurunan risiko karena stroke. Satu penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang menambahkan sepotong buah tinggi kalium ke dalam pola makanan sehari-hari, risiko terkena stroke fatal dapat dikurangi sebesar 40 persen. Konsumsi ekstra kalium sebanyak 400 mg setiap hari dapat mengurangi kemungkinan mendapat penyakit jantung dan pembuluh darah. Kalium terdapat melimpah pada mangga. Tiap 100 gram mangga terkandung kalium sebesar 189 mg. Dengan mengkonsumsi sebuah mangga harumanis ukuran sangat kecil (minimal 250 gram), atau sebuah mangga gedong ukuran sedang (200-250 g), kecukupan kalium sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi.
3. Bermanfaat untuk menumpas Kanker Para ahli meyakini mangga adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik.
4. Baik untuk pencernakan, kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.
5. Untuk menjaga kesehatan Gigi dan Gusi Di samping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan pembuluh-pembuluh kapiler, kesehatan gigi dan gusi. Ia membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi natrosamin , satu zat pemicu kanker. Vitamin C mampu pula membuat jaringan penghubung tetap normal dan membantu penyembuhan luka. Kandungan vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Setiap 100 gram bagian mangga masak yang dapat dimakan memasok vitamin C sebanyak 41 mg, mangga muda bahkan hingga 65 mg. Berarti, dengan mengkonsumsi mangga ranum 150 gram atau mangga golek 200 gram (1/2 buah ukuran kecil), kecukupan vitamin C yang dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan dewasa per hari (masing-masing 60 mg) dapat terpenuhi.
6. Khasiat mangga sebagai Antioksidan Tubuh Mangga pun merupakan sumber beta-karoten , kalium, dan vitamin C. Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul tak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh-pengaruh lingkungan lainnya.
7. Menyembuhkan berbagai macam penyakit
Mangga pun berkhasiat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya radang kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, radang saluran napas, sesak napas dan borok. Selain itu juga bisa mengatasi bisul, kudis, eksim, perut mulas, diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan menstruasi, hernia dan rematik.

Kesimpulan

Luar biasa sekali bukan manfaat yang diberikan buah mangga untuk tubuh kita sebagai manusia. Selain disukai ibu yang sedang hamil yang sedang ngidam. Dan juga naka kecil saat dibuat jus, buah mangga terbukti memberikan banyak manfaat maupun khasiat yang luar biasa kepada umat manusia. Apalagi jika kita berbicara tentang perekonomian, buah ini adalah salah satu produk yang terpopuler, dan memberikan banyak manfaat materi kepada para petani maupun penjual. Karena banyak orang yang menyukainya otomatis banyak juta yang akan membelinya.