Kamis, 27 September 2012

Budidaya Tikus Putih

Budidaya Tikus Putih



Tikus putih adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat, termasuk dalam keluarga rodentia, sehingga masih termasuk kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan mahluk pengerat lainnya. Tikus (mus musculus) merupakan makanan yang paling digemari oleh reptilia karena kandungan gizinya lebih banyak dari pada katak. Makanan tikus putih adalah biji-bijian, akar berdaging, daun, batang dan serangga. Tikus putih sering digunakan sebagai sarana penelitian biomedis, pengujian dan pendidikan. Kaitannya dengan biomedis, tikus putih digunakan sebagai model penyakit manusia dalam hal genetika. Hal tersebut karena kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan bio-kimia-nya cukup dekat dengan manusia. Tikus putih yang dimaksud adalah seekor tikus dengan seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ekor serba putih, sedangkan matanya berwarna merah jambu. Selain tikus putih, jenis tikus yang sering digunakan untuk penelitian tikus putih besar (rattus norvegicus). Dilihat dari struktur anatomisnya, tikus putih memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada dan leher. paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.
Ternyata tikus putih alias mencit ini tidak hanya untuk pakan reptil saja. Tikus yang untuk pakan reptil adalah tikus putih biasa atau tikus afkiran. Tikus putih juga biasa digunakan untuk penelitian. Banyak mahasiswa STIKES atau mahasiswa Kedokteran dan Farmasi yang memanfaatkan tikus putih sebagai objek penelitian.
Harga tikus putih untuk penelitian tentu saja jauh lebih tinggi daripada tikus untuk pakan. Karena tikus-tikus untuk penelitian biasanya memerlukan persyaratan khusus. Misalnya: keseragaman galur, umur, dan bobot tubuh. Cara pemeliharaannya pun juga sedikit berbeda, lebih diperhatikan masalah kebersihan dan pakannya.
Permintaan tikus putih untuk penelitian ada spesifikasinya. Jenis tikus yang biasa untuk penelitian selain mencit (Mus musculus) adalah tikus putih besar (Rat) dari spesies Rattus norvegicus. Tetapi sekali lagi bukan sembarang Rattus norvegicus yang diminta untuk penelitian. Galur/strain Rattus norvegicus yang biasa diminta untuk penelitian dari galur Wistar dan Sprague Dawley (SD). Umunnya penelitian mahasiswa di Indonesia menggunakan galur Wistar. 
Sekarang ini, usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih sudah mulai marah. Hal ini dikarenakan fungsi tikus putih yang beraneka ragam, serta harganya yang semakin mahal. Usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih bisa melalui perusahaan besar yang bertugas mensuplai kebutuhan laboratorium sebuah institusi pendidikan, serta dari usaha perorangan yang melihat bisnis budidaya tikus putih adalah sebuah bisnis yang menjanjikan. Langkah pertama dalam budidaya tikus putih adalah menyiapkan indukan. Indukan yang baik dan sehat, kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan yang baik dan sehat. Untuk membudidayakan tikus putih tidak perlu menggunakan tempat khusus. Tikus putih hanya perlu ditempatkan di bak-bak plastik sederhana, dengan tetap memperhatikan sirkulasi udaranya. Tidak ada makanan khusus yang harus disediakan untuk budidaya tikus putih. Tetapi ada sebuah pengalaman dari seorang pakar yang telah berhasil membudidayakan tikus putih selama bertahun-tahun bahwa : taoge merupakan makanan yang bisa dikonsumsi oleh tikus putih untuk memperbanyak anakan tikus. Indukan yang diberi makanan taoge biasanya akan menghasilkan anakan yang sangat banyak. Rata-rata periode kehamilan tikus putih adalah duapuluh hari. Pada masa itu, tikus putih yang sedang hamil harus dipisahkan dari tikus yang lain. Tujuannya adalah menghindari terjadinya stress pada tikus yang sedang hamil. Setelah beberapa hari, indukan tikus akan segera melahirkan anaknya yang berwarna merah. Untuk tikus muda, sekali melahirkan bisa menghasilkan empat ekor anakan, dan untuk tikus dewasa bisa menghasilkan sepuluh ekor anakan. Pada masa-masa itu, seorang peternak tikus putih harus selalu memperhatikan makanan bagi indukan tikus supaya gizinya terpenuhi. Bisa dibayangkan jika seekor tikus untuk sekali melahirkan mampu menghasilkan empat sampai dengan sepuluh ekor anakan, serta hanya memerlukan waktu duapuluh hari untuk masa kehamilannya, usaha budidaya tikus putih akan berkembang dengan sangat cepat. Dan dengan pertimbangan kebutuhan tikus putih yang semakin lama semakin meningkat, menjadikan peternak tikus putih semakin antusias untuk mengembangkan usahanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar