Goa Langse yang terletak di kaki tebing Parangtritis merupakan tempat tetirah yang terkenal, meskipun di sekitarnya juga banyak kawasan serupa, seperti Goa Tapan, Sendang Beji, maupun Goa Siluman.
Tempat pertemuan dua penguasa dari alam yang berbeda itu dikenal dengan nama Goa Langse. Goa ini termasuk dalam wilayah administratif Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Goa yang hingga kini dikenal sebagai tempat semadi atau "nenepi" itu jaraknya sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Setiap hari, selalu ada orang yang mendatangi tempat ini, dengan maksud memanjatkan doa agar memperoleh keberhasilan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Pada saat tertentu seperti malam Selasa dan Jumat Kliwon, pengunjung Goa Langse lebih banyak lagi jumlahnya, rata-rata mencapai 30 orang.
Dari pantai Parangtritis untuk menuju Goa Langse masih harus berjalan sekitar 3 km ke arah timur. Jika malas berjalan ada ojek yang siap mengantarkan Anda dengan tarif Rp 4.000,-. Namun ojek ini tidak sampai di pinggir tebing sehingga masih harus berjalan kaki sekitar 750 m menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan ladang. Sebelum menuju ke Goa, Anda akan diminta mengisi buku tamu dan memberi donasi bagi perawatan Goa. Dari sini, Anda diantar oleh salah seorang penjaga, langsung menuju ke Goa.
Jangan kaget atau merasa ngeri ketika Anda sudah berada di bibir tebing. Dengan ketinggian tebing, sekitar 400 m dan nyaris tegak lurus, perjalanan menuju Goa Langse menjadi tantangan tersendiri. Jalan menuju ke kaki tebing tempat Goa Langse berada berupa campuran antara tangga (ada 4 buah pada tempat yang terpisah), akar, dan tonjolan bebatuan.
Sesampainya di Goa, pengunjung bisa mandi di salah satu bilik. Air yang dipakai mandi berasal dari mata air yang keluar dari dalam Goa. Airnya yang dingin dan tawar serta mengandung kadar kapur tinggi bisa menghilangkan kelelahan akibat perjalanan menuju Goa. Selesai mandi, barulah Anda dipersilakan untuk bersemedi. Kesunyian di dalam Goa sangat membantu untuk memusatkan pikiran. Suara yang terdengar hanyalah debur ombak pantai selatan.
Suasana goa yang terasa sejuk dan hening, sangat membantu untuk memusatkan pikiran, bermeditasi memanjatkan permohonan pada Tuhan. Di luar goa, tepatnya dari gardu pandang yang letaknya sekitar 20 meter di utara goa, pemandangan birunya laut, deburan ombak, dan gundukan-gundukan karang menambah ketenangan pikiran dan jiwa. Meski secara fisik melelahkan, di tempat inilah pengunjung dapat mensyukuri karunia Yang Maha Kuasa, melalui pengalaman bermeditasi sekaligus menikmati pemandangan laut selatan yang masih alami.
Namun, tempat ini bukanlah akhir dari perjalanan ke Goa Langse. Pinggiran tebing itu hanya permulaan dari sebuah perjalanan yang menantang fisik dan mental. Dengan panduan juru kunci setempat, pengunjung harus menuruni tebing yang hampir tegak lurus, dengan ketinggian mencapai 300 meter di atas permukaan laut, untuk mencapai lokasi goa.
Di sejumlah bagian, perjalanan turun tebing bisa dilakukan dengan tangga besi yang didirikan tegak lurus, namun sisanya dilakukan dengan cara berpijak pada batu-batu tebing, dengan bantuan pegangan pada akar pohon, atau batang-batang bambu yang menempel di dinding tebing. Setelah perjalanan turun itu sampai pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, pengunjung bisa langsung masuk ke dalam goa.
Goa Langse terhitung lebih luas jika dibandingkan goa-goa alam lain di DIY. Panjangnya lebih kurang 30 meter, lebarnya sekitar 10 meter, dan tingginya mencapai 20 meter, dengan stalaktit bergantungan di langit-langit goa. Di ujung goa, terdapat mata air yang biasanya digunakan pengunjung untuk membasuh diri. Airnya yang dingin dan tawar, serta mengandung kadar kapur tinggi, menghilangkan rasa lelah setelah perjalanan berat menuju Goa Langse. Di sebelah mata air itu, terdapat tempat datar yang biasa digunakan untuk bersemedi.
Tempat pertemuan dua penguasa dari alam yang berbeda itu dikenal dengan nama Goa Langse. Goa ini termasuk dalam wilayah administratif Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Goa yang hingga kini dikenal sebagai tempat semadi atau "nenepi" itu jaraknya sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Setiap hari, selalu ada orang yang mendatangi tempat ini, dengan maksud memanjatkan doa agar memperoleh keberhasilan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Pada saat tertentu seperti malam Selasa dan Jumat Kliwon, pengunjung Goa Langse lebih banyak lagi jumlahnya, rata-rata mencapai 30 orang.
Dari pantai Parangtritis untuk menuju Goa Langse masih harus berjalan sekitar 3 km ke arah timur. Jika malas berjalan ada ojek yang siap mengantarkan Anda dengan tarif Rp 4.000,-. Namun ojek ini tidak sampai di pinggir tebing sehingga masih harus berjalan kaki sekitar 750 m menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan ladang. Sebelum menuju ke Goa, Anda akan diminta mengisi buku tamu dan memberi donasi bagi perawatan Goa. Dari sini, Anda diantar oleh salah seorang penjaga, langsung menuju ke Goa.
Jangan kaget atau merasa ngeri ketika Anda sudah berada di bibir tebing. Dengan ketinggian tebing, sekitar 400 m dan nyaris tegak lurus, perjalanan menuju Goa Langse menjadi tantangan tersendiri. Jalan menuju ke kaki tebing tempat Goa Langse berada berupa campuran antara tangga (ada 4 buah pada tempat yang terpisah), akar, dan tonjolan bebatuan.
Sesampainya di Goa, pengunjung bisa mandi di salah satu bilik. Air yang dipakai mandi berasal dari mata air yang keluar dari dalam Goa. Airnya yang dingin dan tawar serta mengandung kadar kapur tinggi bisa menghilangkan kelelahan akibat perjalanan menuju Goa. Selesai mandi, barulah Anda dipersilakan untuk bersemedi. Kesunyian di dalam Goa sangat membantu untuk memusatkan pikiran. Suara yang terdengar hanyalah debur ombak pantai selatan.
Suasana goa yang terasa sejuk dan hening, sangat membantu untuk memusatkan pikiran, bermeditasi memanjatkan permohonan pada Tuhan. Di luar goa, tepatnya dari gardu pandang yang letaknya sekitar 20 meter di utara goa, pemandangan birunya laut, deburan ombak, dan gundukan-gundukan karang menambah ketenangan pikiran dan jiwa. Meski secara fisik melelahkan, di tempat inilah pengunjung dapat mensyukuri karunia Yang Maha Kuasa, melalui pengalaman bermeditasi sekaligus menikmati pemandangan laut selatan yang masih alami.
Namun, tempat ini bukanlah akhir dari perjalanan ke Goa Langse. Pinggiran tebing itu hanya permulaan dari sebuah perjalanan yang menantang fisik dan mental. Dengan panduan juru kunci setempat, pengunjung harus menuruni tebing yang hampir tegak lurus, dengan ketinggian mencapai 300 meter di atas permukaan laut, untuk mencapai lokasi goa.
Di sejumlah bagian, perjalanan turun tebing bisa dilakukan dengan tangga besi yang didirikan tegak lurus, namun sisanya dilakukan dengan cara berpijak pada batu-batu tebing, dengan bantuan pegangan pada akar pohon, atau batang-batang bambu yang menempel di dinding tebing. Setelah perjalanan turun itu sampai pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, pengunjung bisa langsung masuk ke dalam goa.
Goa Langse terhitung lebih luas jika dibandingkan goa-goa alam lain di DIY. Panjangnya lebih kurang 30 meter, lebarnya sekitar 10 meter, dan tingginya mencapai 20 meter, dengan stalaktit bergantungan di langit-langit goa. Di ujung goa, terdapat mata air yang biasanya digunakan pengunjung untuk membasuh diri. Airnya yang dingin dan tawar, serta mengandung kadar kapur tinggi, menghilangkan rasa lelah setelah perjalanan berat menuju Goa Langse. Di sebelah mata air itu, terdapat tempat datar yang biasa digunakan untuk bersemedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar