Prof Dr dr KPH Soejono Prawirohadikusumo, SpS,SpKj(K) selaku pendiri dan ketua yayasan museum, beliau mendapatkan inspirasi untuk mendirikan Museum Wayang di Yogyakarta pada saat beliau menyaksikan museum-museum di Belanda sekitar tahun 1967.
Pada waktu itu beliau sedang menempuh pendidikan S2 di Belanda. Sepulangnya dari Belanda, kerabat Puro Pakualaman ini mulai mengumpulkan wayang sedikit demi sedikit dan membangun Museum Wayang hingga selesai pada tahun 1987 yang ditandai dengan Surya Sengkala "Kekayon Siyaga Angesti Wiyata". Museum itu diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu K.G.P.A.A. Paku Alam VIII pada tanggal 5 Januari 1991. Kurang lebih 90% koleksi Museum Wayang merupakan koleksi pribadi, selebihnya merupakan hibah dan titipan dari para pecinta seni pewayangan.
Tujuan Pendirian, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta adalah preservasi kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang dan hal-hal yang terkait dengan tujuan tersebut. Sebagai tujuan wisata, museum itu memiliki fungsi pendidikan, wahana penelitian , dan rekreasi.
Kompleks Museum terdiri atas 1 (satu) ruang auditorium dengan fasilitas audio visual digunakan untuk penjelasan awal bagi pengunjung serta sepuluh unit bangunan museum.
Gedung induk dengan arsitektur khas Jawa lengkap dengan kuncung, pendapa, longkang, peringgitan, ndalem dengan sarean tengahnya. Gedung Pendapa yang luas dapat dipergunakan untuk berbagai macam acara yaitu pernikahan, pertemuan, latihan kesenian, dan paket wisata makan malam sambil menyaksikan pergelaran wayang, Sejarah Indonesia dalam taman, mulai dari kompleks manusia purba dua juta tahun yang lampau hingga kompleks patung Proklamasi 1945,Halaman yang asri dikelilingi tanaman langka serta hutan wisata.
Koleksi, Museum Wayang Kekayon memiliki koleksi ribuan jenis wayang dari seluruh kawasan Nusantara dan mancanegara yang terdapat di dalam sepuluh unit bangunan museum yang terdiri atas :
Wayang Purwa gaya Yogyakarta, Wayang Purwa gaya Surakarta, Wayang Madya dan Gedhog, Wayang Klithik, Krucil, dan Beber, Wayang Madura, Dupara, Kartasuran, Kidang Kencana, dan lain-lain, Wayang Bali, Suluh, Golek Menak, Golek Tengul, dan lain-lain, Wayang Jawa, Tutur, Diponegaran, Golek Cepak, Sejati, dan lain-lain, Aneka Topeng, Yogya, Bali & aneka kesenian tradisional, Wayang Kontemporer, Wayang Thailand, Amerika, India, dan lain-lain, Wayang satu abad, khusus Kraton, dan lain-lain
Koleksi masterpiece adalah wayang kulit seratus kurawa dan koleksi yang unik lainnya adalah hubungan zodiak/ bintang anda dengan tokoh wayang.
Pada waktu itu beliau sedang menempuh pendidikan S2 di Belanda. Sepulangnya dari Belanda, kerabat Puro Pakualaman ini mulai mengumpulkan wayang sedikit demi sedikit dan membangun Museum Wayang hingga selesai pada tahun 1987 yang ditandai dengan Surya Sengkala "Kekayon Siyaga Angesti Wiyata". Museum itu diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu K.G.P.A.A. Paku Alam VIII pada tanggal 5 Januari 1991. Kurang lebih 90% koleksi Museum Wayang merupakan koleksi pribadi, selebihnya merupakan hibah dan titipan dari para pecinta seni pewayangan.
Tujuan Pendirian, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta adalah preservasi kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang dan hal-hal yang terkait dengan tujuan tersebut. Sebagai tujuan wisata, museum itu memiliki fungsi pendidikan, wahana penelitian , dan rekreasi.
Kompleks Museum terdiri atas 1 (satu) ruang auditorium dengan fasilitas audio visual digunakan untuk penjelasan awal bagi pengunjung serta sepuluh unit bangunan museum.
Gedung induk dengan arsitektur khas Jawa lengkap dengan kuncung, pendapa, longkang, peringgitan, ndalem dengan sarean tengahnya. Gedung Pendapa yang luas dapat dipergunakan untuk berbagai macam acara yaitu pernikahan, pertemuan, latihan kesenian, dan paket wisata makan malam sambil menyaksikan pergelaran wayang, Sejarah Indonesia dalam taman, mulai dari kompleks manusia purba dua juta tahun yang lampau hingga kompleks patung Proklamasi 1945,Halaman yang asri dikelilingi tanaman langka serta hutan wisata.
Koleksi, Museum Wayang Kekayon memiliki koleksi ribuan jenis wayang dari seluruh kawasan Nusantara dan mancanegara yang terdapat di dalam sepuluh unit bangunan museum yang terdiri atas :
Wayang Purwa gaya Yogyakarta, Wayang Purwa gaya Surakarta, Wayang Madya dan Gedhog, Wayang Klithik, Krucil, dan Beber, Wayang Madura, Dupara, Kartasuran, Kidang Kencana, dan lain-lain, Wayang Bali, Suluh, Golek Menak, Golek Tengul, dan lain-lain, Wayang Jawa, Tutur, Diponegaran, Golek Cepak, Sejati, dan lain-lain, Aneka Topeng, Yogya, Bali & aneka kesenian tradisional, Wayang Kontemporer, Wayang Thailand, Amerika, India, dan lain-lain, Wayang satu abad, khusus Kraton, dan lain-lain
Koleksi masterpiece adalah wayang kulit seratus kurawa dan koleksi yang unik lainnya adalah hubungan zodiak/ bintang anda dengan tokoh wayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar