Kamis, 24 Maret 2011

Situs Megalitik Sokoliman


Situs Megalitik Sokoliman Terletak di Dusun Sokoliman Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo. Situs ini terbentuk pada periode prasejarah berupa menhir, fragmen menhir dan dinding kubur batu. Tahun 1934 Jl Moens dan Van der Hoop mengadakan penelitian di Situs Sokoliman dengan menemukan bekal kubur yang berbentuk manik-manik, alat-alat besi, fragmen gerabah dan benda-benda perunggu. Tahun 1989 BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Provinsi DIY melakukan pembenahan mengumpulkan menhir yang berserakan dan masyarakat sekitar menyebut peninggalan megalitikum ini dengan nama Kuburan Budho. Dalam masa megalitik menhir merupakan perwujudan tokoh masyarakat yang telah meninggal dunia selain itu juga berfungsi sebagai medium pemujaan kepada roh nenek moyang. Budaya megalitik Sokoliman mempunyai keistimewaan terutama pada menhirnya, yaitu pada bagian atas dipahat raut muka manusia.

Pesanggrahan Gembirowati

Pesanggrahan Gembirowati Bangunan periode Islam ini terletak di Dusun Watugajah Desa Girijati Kecamatan Purwaosari. Situs ini seluas 13.200 meter persegi dan terletak di ketinggian 138 mdpl. Memliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih. Di dalam OV (Oudheidkundige Verslag) tahun 1925 FDK Bosch menyebut bangunan ini berasal dari abad XVI dan berdasar gaya arsitektur dan pilar-pilar yang masih nampak bercorak Islam.
Kisah tutur yang berkembang di masyarakat sekitar, pesanggrahan ini merupakan pesanggrahan putra-putra Prabu Brawijaya.

Pertapaan Kembang Lampir


Pertapaan Kembang Lampir
Terletak di Desa Girisekar Kecamatan Panggang, tempat ini dibangun pada periode Islam. Kembang Lampir dahulu digunakan sebagai tempat bertapa Ki Ageng Pemanahan untuk memperoleh wahyu kraton, agar dapat menurunkan raja-raja di Jawa. Ketika tengah khusyuk berdoa, beliau mendapat wangsit yang menyatakan bahwa beliau akan mendapatkan wahyu "gagak emprit" dan ternyata wahyu tersebut berubah menjadi Sunan Kalijaga yang memberitahukan bahwa wahyu kraton berada di Dusun Giring Desa Sodo Kecamatan Paliyan. Ki Ageng Pemanahan akhirnya ke sana dan menemukan wahyu " Pancapurba" yang berujud kelapa muda. Pertapaan Kembang Lampir dibuka untuk umum setiap Senin dan Kamis.

Makam Bupati Pontjodirjo


Makam Bupati Pontjodirjo Bangunan peiode Islam ini terletak di Dusun Kerjo I Desa Genjahan Kecamatan Ponjong. Pontjodirjo adalah Bupati Gunungkidul pertama yang pada waktu itu ibukota kabupaten masih terletak di Kecamatan Ponjong. Namun Bupati Pontjodirjo tidak lama menjabat, dikarenakan adanya penentuan batas daerah Gunungkidul antara Sultan Yogyakarta dan Mangkunegara II pada tanggal 13 Mei 1831, maka Gunungkidul pada saat itu (tanpa Kecamatan Ngawen) telah menjadi daerah kabupaten. Bupati Pontjodirjo digantikan oleh Mas Tumenggung Prawirosetiko yang mengalihkan kedudukan ibukota kabupaten, dari Kecamatan Ponjong ke Wonosari.

Goa Bentis


Goa Bentis ini terletak di daerah Bentis Gunung Kidul, kawasan pantai Wediombo, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan muka goa yang sempit dan tebing-tebingnya yang terjal menjadikan gua ini sebagai wisata goa yang menantang.

Ornamen-ornamen goa yang indah seperti stalagtit dan stalagnit banyak menghisi goa ini. Selain itu, di dalam goa ini juga terdapat luweng. Luweng adalah sungai bawah tanah dan pada musim penghujan, air di luweng ini bertambah banyak. Jadi, goa ini lebih baik jika dijelajahi pada saat musim kemarau saja.

Keunikan dari stalagnit dan stalaktit yang ada di goa ini terletak pada warnanya. Warnanya stalagnit dan stalaktit di goa ini lebih gelap dibandingkan dengan umumnya stalaktit dan stalaknit yang ada. Bentuk Khas yang dimiliki dari stalaktit dan stalaknit yang ada adalah berbentik bergerombol kecil memanjang seperti akar. Keindahan goa Bentis ini tidak akan dapat anda temui di daerah lain

sumber: www.wediombo.com

Goa Greweng


Goa Greweng Goa yang terletak di daerah Greweng ini memiliki potensi menjadi wisata goa yang menyenangkan sekaligus menantang. Dengan ornamen-ornamen goa yang unik, seperti stalagtit dan stalagnit, menambah keindahan dari goa ini.

Goa ini sering dijadikan sebagai tempat bertapa, bahkan sampai sekarang, banyak cerita-cerita mistik yang terjadi di gua ini. Goa ini juga sering menjadi habitat landak dan kalau beruntung, kita bisa bertemu landak saat kita menjelajahi goa ini. Selain landak anda juga bisa melihat kelelawar-kelelawar bergelantungan disini. Bila anda masuk di goa ini anda akan melihat stalagnit dan stalaktit yang mengkristal bak kilauan permata.

Saran yang bagus yang bisa anda pertimbangakan adalah jangan lupa membawa senter, obor ataupun lilin bila Anda berkunjung di tempat ini. Ditambah dengan membawa kamera bila Anda ingin mengabadikan moment-moment berharga disini. Jangan kaget bila Anda memperoleh hasil yang mencengangkan dan indah di sini.

Goa Lowo


Goa Lowo Kalau mendengar namanya saja pasti banyak orang sudah dapat menerka-nerka apa saja yang terdapat di dalam goa tersebut. Betul sekali!!! Asal muasal pemberian nama goa ini berasal dari kata Lowo (bahasa jawa) yang berarti kelelawar. Banyak hewan malam yaitu kelelawar yang hidup di goa ini. Jumlahnya ratusan buah. Mereka bergelantungan di setiap lubang-lubang yang ada di sudut-sudut goa ini. Matanya sangat terlihat tajam dan menakutkan, tapi ini lah keunikan dari goa ini.
Berdasarkan survey yang dilakukan, di goa ini terdapat beberapa jenis kelelawar yang hidup. Mulai dari kelelawar yang besar sampai bentuk kelelawar yang kecil. Warna dari kelelawar sendiri berwarna coklat sampai hitam pekat. Sehigga untuk memperoleh gambar kelelawar tersebut bukanlah hal yang mudah, di dukung dengan suasana goa yang gelap.