Senin, 23 Juli 2012

Danau Tempe



Danau Tempe adalah salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan Danau ini terletak 7 km dari Kota Sengkang, ibukota Kabupaten Wajo yangbanyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Danauyang luasnya 13.000 hektar ini, jika dilihat dari ketinggiantampak bagaikan sebuah baskom raksasa. Danau ini menjadi sumberpenghidupan, mencari ikan, tidak hanya bagi masyarakat KabupatenWajo, tapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dan Sidrap. Disepanjang tepi danau, tampak perkampungan nelayan bernuansa Bugisberjejer menghadap ke arah danau.
Danau Tempe merupakan penghasil ikan air tawar terbesar di dunia, karena dasar danau ini menyimpan banyak sumber makanan ikan. Selain itu, danau ini juga memiliki spesies ikan tawar yang tidak dapatditemui di tempat lain. Hal ini diperkirakan karena letak danauini berada tepat di atas lempengan Benua Australia dan Asia.

Ditengah-tengah Danau Tempe, tampak ratusan rumah terapung milik nelayanyang berjejer dengan dihiasi bendera yang berwarna-warni. Dariatas rumah terapung itu, wisatawan dapat menyaksikan terbit danterbenamnya matahari di satu posisi yang sama, serta menyaksikanberagam satwa burung, bunga-bungaan, dan rumput air yang terapung diatas permukaan air. Di malam hari, para pengunjung dapatmenyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Danau Tempe sambilmemancing ikan.

Disetiap tanggal 23 Agustus diadakan festival laut atau juga seringdisebut Maccera Tappareng (mensucikan danau) yang ditandai denganpemotongan sapi yang dipimpin oleh ketua nelayan setempat. Dalam acaraini, para pengunjung dapat menyaksikan berbagai atraksi wisata yangsangat menarik, seperti lomba perahu tradisional, perahu hias,permainan rakyat (misalnya, lomba layangan), pemilihan ana? dara(gadis) dan kallolona (pemuda) Tanah Wajo, padendang (menabuh lesung),pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan olehpara waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.Pelaksanaan festival ini dimaksudkan agar nuansa kekeluargaan danpersatuan antar sesama nelayan tetap terjaga dengan prinsip ?3-S?,yaitu Sipakatau, Sipakainge, dan Sipakalebbi (saling menyegani, salingmenasehati, dan saling menghargai). Dengan menyaksikan festival ini,para pengujung dapat mengetahui tentang kebudayaan masyarakat Bugis diSulawesi Selatan, khususnya Bugis Wajo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar