Gardu Pandang Ketep dibangun pada tahun 2002, diresmikan oleh Presiden RI Megawati, pada tanggal 17 Oktober 2002, bersamaan dengan peringatan tahun Eko-Wisata yang dipusatkan di jalur Solo-Selo-Borobudur. Lokasi dipilih di puncak tanah berbukit Desa Ketep yang dimaksudkan sebagai fasilitas wisata baru di jalur Solo-Selo-Borobudur dengan atraksi utama sajian panorama alam Gunung Merapi, karena dari lokasi ini Gunung Merapi nampak sangat atraktif. Dari bangunan yang dirancang oleh Ir. Bambang Supriyadi, MSA dibawah bendera konsultan CV. REKAYASA Semarang ini akan dapat dinikmati gunung-gunung lain di Jawa Tengah , antara lain Gunung Andong, Telomoyo, dan perbukitan Menoreh. Udara yang segar dan sejuk serta panorama alam pegunungan yang menarik diharapkan menjadi daya tarik wisata yang khas. Fasilitas yang dibangun adalah dua buah gardu pandang, pelataran, serta tempat parkir. Dua bangunan ini dirancang terbuka, berbentuk segi empat beratap pelana dan segi enam yang beratap tajuk.
ketep Tangga dibuat untuk menghubungkan tempat parkir dan pelataran pandang. Di bawah tangga dimanfaatkan untuk lavatory. Rancangan bangunan yang terbuka sederhana dan pilihan bahan didominasi oleh bahan-bahan alami seperti kayu dan batu alam menghasilkan tampilan yang wajar dan sangat kontekstual. Pagar batu yang rendah menjadi tempat duduk panjang yang menarik dan fungsional. Dari pelataran maupun bangunan gardu, pengunjung dapat menikmati sajian panorama alam terutama Gunung Merapi dan hamparan tanah pertanian secara leluasa.
ketep Bahan bangunan kayu kelapa bulat digunakan untuk pilar-pilar yang ditumpu oleh umpak batu (buatan) dan balustrade jajaran kayu vertikal menjadikan bangunan tampil alami. Kesan alami diperkuat oleh pelataran dan lantai dengan batu alam. Kehadiran dua bangunan gardu pandang serta pelataran di Bukit ketep mampu mengubah tempat yang semula beupa kebun tembakau menjadi salah satu alternatif tempat wisata baru yang diharapkan dapat memperkaya khasanah kepariwisataan di Jawa Tengah, khususnya di jalur Solo-Selo-Borobudur Kabupaten Magelang.
ketep Interior dari Gardu pandang Ketep tidak mempunyai keistimewaan yang signifikan, karena hanya berupa ruang-ruang kosong yang tersusun dari lantai bahan batu alam dan plafon kayu dimana dinding-dindingnya terbuka yang sesuai dengan fungsinya sebagai gardu pandang untuk menikmati view panorama wisata gunung berapi.
ketep Tangga dibuat untuk menghubungkan tempat parkir dan pelataran pandang. Di bawah tangga dimanfaatkan untuk lavatory. Rancangan bangunan yang terbuka sederhana dan pilihan bahan didominasi oleh bahan-bahan alami seperti kayu dan batu alam menghasilkan tampilan yang wajar dan sangat kontekstual. Pagar batu yang rendah menjadi tempat duduk panjang yang menarik dan fungsional. Dari pelataran maupun bangunan gardu, pengunjung dapat menikmati sajian panorama alam terutama Gunung Merapi dan hamparan tanah pertanian secara leluasa.
ketep Bahan bangunan kayu kelapa bulat digunakan untuk pilar-pilar yang ditumpu oleh umpak batu (buatan) dan balustrade jajaran kayu vertikal menjadikan bangunan tampil alami. Kesan alami diperkuat oleh pelataran dan lantai dengan batu alam. Kehadiran dua bangunan gardu pandang serta pelataran di Bukit ketep mampu mengubah tempat yang semula beupa kebun tembakau menjadi salah satu alternatif tempat wisata baru yang diharapkan dapat memperkaya khasanah kepariwisataan di Jawa Tengah, khususnya di jalur Solo-Selo-Borobudur Kabupaten Magelang.
ketep Interior dari Gardu pandang Ketep tidak mempunyai keistimewaan yang signifikan, karena hanya berupa ruang-ruang kosong yang tersusun dari lantai bahan batu alam dan plafon kayu dimana dinding-dindingnya terbuka yang sesuai dengan fungsinya sebagai gardu pandang untuk menikmati view panorama wisata gunung berapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar